Pada suatu hari, sepasang anak dan ayah pergi ke sebuah hutan yang lebat untuk mencari kayu bakar. Hutan tersebut merupakan daerah yang sangat indah. Kanan-kiri jalan yang mereka lewati tumbuh pohon-pohon pinus yang tinggi menjulang. Beberapa semak belukar setinggi pinggang tampak bertebaran di daerah bebatuan.
Saat sedang sibuk mencari kayu bakar, tidak terasa keduanya
terpisah satu sama lain. Saat tersadar, sang anak pun mencoba mencari ayahnya
sambil menangis terisak.
Setelah beberapa waktu, tiba lah sang anak di pinggir sebuah
lembah. Lembah yang sangat indah, sebuah aliran kecil sungai tampak serasi
dengan tumbuhan beri berwarna-warni di bawah sana. Namun karena di hinggapi
rasa takut yang teramat sangat, sang anak pun berteriak memanggil ayahnya.
“Ayaaahhh….. ayah ada dimana” teriaknya.
tidak terdengar jawaban dari ayahnya.
“Ayaaahhh….. ayah ada dimana” teriaknya.
tidak terdengar jawaban dari ayahnya.
Ia pun kembali berteriak. “Ayaahhh….”
samar-samar ia mendengar suara lain yang berteriak “Ayaahhh…”
samar-samar ia mendengar suara lain yang berteriak “Ayaahhh…”
Mendengar suara tersebut, sang anak kemudian berteriak
kembali.
“Ayaahh. Kamukah itu?”
Kembali terdengar suara yang berujar “Ayaahh. Kamukah itu?”. Sang anak yang mendengar hal tersebut, kemudian merasa jengkel. Siapakah sebenarnya orang yang berteriak mengikuti ucapannya.
“Ayaahh. Kamukah itu?”
Kembali terdengar suara yang berujar “Ayaahh. Kamukah itu?”. Sang anak yang mendengar hal tersebut, kemudian merasa jengkel. Siapakah sebenarnya orang yang berteriak mengikuti ucapannya.
Ia pun kembali berteriak, “Hey… Siapa kamu? Apa maksud kamu mengikuti
ucapanku…”
Kembali suara itu muncul dan mengikuti ucapannya “Hey… Siapa kamu? Apa maksud kamu mengikuti ucapanku…”
Kembali suara itu muncul dan mengikuti ucapannya “Hey… Siapa kamu? Apa maksud kamu mengikuti ucapanku…”
Mendengar hal tersebut, sang anak kemudian marah dan
berteriak memaki “Hey bodoh, kenapa kamu mengikuti ucapanku!”
Suara tersebut kemudian balik memaki sang anak “Hey bodoh, kenapa kamu mengikuti suaraku!”
Suara tersebut kemudian balik memaki sang anak “Hey bodoh, kenapa kamu mengikuti suaraku!”
Mendengar hal tersebut, sang anak kembali memaki terus
menerus. Begitupun dengan suara tersebut. Ia memaki kembali sang anak dengan
ucapan yang sama.
Setelah lelah memaki, tiba-tiba saja ayah dari anak tersebut
datang dari arah belakang. Sang anak kaget melihat ayahnya datang. Kemudian ia
bercerita kepada ayahnya mengenai kejadian yang baru saja terjadi. Ia bercerita
betapa menyebalkannya orang tersebut, ketika ditanya, suara tersebut balik
bertanya. Ketika dimaki, suara tersebut ikut memaki. Sang ayah kemudian
tersenyum dan berkata, “Coba dengarkan ini nak”
Sang ayah lalu berteriak,“Kamu tampan sekali….”
Kemudian suara lain muncul “Kamu tampan sekali….”
Sang ayah lalu berteriak,“Kamu tampan sekali….”
Kemudian suara lain muncul “Kamu tampan sekali….”
Melihat anaknya berwajah keheranan, kemudian ia meminta
anaknya melakukan hal yang sama. Sang anak diminta untuk berteriak namun dengan
kalimat yang baik. Sang anak mengangguk dan berteriak “Kamu pintar sekali…”
Suara itu kembali muncul dan mengucapkan hal yang sama persis, “Kamu pintar sekali…”
Suara itu kembali muncul dan mengucapkan hal yang sama persis, “Kamu pintar sekali…”
Sang anak kemudian tersenyum mendengar hal itu.
“nak,,, apa yang kamu dengar itu dinamakan gema. Suara yang timbul akibat pantulan dari suaramu. Gema yang kamu rasakan tidak akan berubah bentuknya. Jika kamu berteriak dengan kata-kata buruk, maka gema yang akan kamu terima adalah gema dengan kata-kata buruk. Namun sebaliknya, apabila kamu berteriak dengan kata-kata baik, maka gema dengan kata-kata baik yang akan kamu terima.” Sang anak mengangguk mendengar hal tersebut.
Ayahnya kemudian melanjutkan, “Begitu pula dengan hidup nak.
Ada istilah, gema kehidupan. Mirip dengan gema di lembah tadi. Apabila kamu
berbicara kepada orang lain dengan kata-kata buruk, niscaya suatu saat kamu akan
menerima kata-kata buruk itu. Entah itu dari orang tersebut ataupun dari orang
lainnya. Begitu juga ketika kamu berbuat buruk, atau melakukan hal buruk. Maka
perbuatanmu tersebut akan berbalik kepadamu”
“Karena itu, berkata-katalah yang baik. Berbuatlah yang baik.
Lakukanlah hal-hal yang baik. Maka niscaya perbuatan baik itu akan kembali
padamu”
Have a great Friday

